Kamis, 09 Februari 2012

Ngeblog di Pinggir Jalan Kampung

Karena di Kampung Loncek belum ada singnal HP yang memadai, maka ketua KTM PPB, Leonardus  nongkrong di pinggir jalan kampung, karena hanya di tempat  itu yang ada signal GPRS untuk membuka internet. Beberapa anggotanya  ikut belajar internet walau masih pagi, pukul 09.00 WIB. Photo dan text  Edy Nawang

Rabu, 01 Februari 2012

Wartawan, Atlit, Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga Menanam Karet

Oleh: Edi Nawang

Aris Munandar menanam karet by Mering
Kalau petani menanam karet, koa sih  sudah biasa. Tapi kalau Wartawan, Phorographer, Atlit dan Ibu rumah tangga yang tinggal di kota menanam karet, ini baru berita!

Begitulah cara Kelompok Tani Muda Palambon Pucuk Baguas (KTM PPB), Loncek memasyarakatkan karet product mereka kepada publik, Minggu 22 Januari 2012 lalu. Tetamu dari  ibu kota Provinsi Kalimantan Barat itu diminta menanam pokok karet sebanyak yang mereka mampu di pusat pembibitan karet KTM PPB, di Kumbang Air 13, Dusun Loncek.

"Bibit karet yang mereka tanam itu, akan diberi label nama para wartawan, atlit, dan ibu rumah tangga yang menanamnya," kata Leonardus, Ketua KTM PPB. Ini menurut Leo salah satu cara unik kelompoknya dalam memproduksi bibit karet lokal yang dikawinkan dengan bibit unggul generasi (G4) yang mereka produksi. Dengan demikian tiap bibit akan memiliki nama sendiri saat di lepas kepasar, dan tidak ada yang bisa memalsukannya. Hanya KTM PPB Saja yang mengetahui berapa jumlah bibit unggul dengan nama unik tersedbut.

Keempat wartawan yang diba' it untuk menanam karet tersebut adalah Aris Munandar, Wartawan Media Indonesia, Andi Fahrizal (Daeng) wartawan Jurnal Nasional, Bas Andreas redaktur Pontianak Post, dan Servianus Endi alias Endi Jenggot, kontributor The Jakarta Post.

Selain para wartawan tadi juga turut menanam, photographer Asmidi,  Mahasiswa STP, atlit muda Kalimantan Barat, Hedwigis Novelindu Hening, dan ibunya Lidia Meidiana.

Manager Program, A. Alexander Mering, mengatakan bahwa kreativitas anggota KTM PPB yang terdiri dari anak muda putus sekolah ini, tak cuma pada saat pembibitan. Bahkan pada pasca panen bibit, juga mereka menjual dengan cara yang berbeda. Yaitu setiap bibit unggul yang dijual, akan dilengkapi dengan manual book, dan juga CD tutorial penamanan hingga pemeliharan.

"Kami sangat surprise ada anak-anak muda kampung yang memiliki kreativitas seperti ini," kata Aris, yang juga sedang membuat liputan tentang inisiatif anak-anak muda kampung tersebut.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons