Hanya ilustrasi saja |
"Disengaja atau tidak, saya lihat ini sangat mengancam produktivitas karet di wilayah kita. Dengan kondisi tersebut, pemerintah bisa mengawasi ketat peredaran benih dan bibit itu dari dua negara tersebut," kata Yulius di Sintang, Kalimantan Barat, Sabtu (17/12/2011).
Menurutnya, ketika hasil penelitian menemukan ada potensi serangan penyakit tanaman karet yang sangat mematikan dan mengganggu produktivitas.
"Bisa saja memang ada faktor kesengajaan sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan," imbuhnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Proteksi Tanaman Perkebunan di Pontianak atas sampel bibit karet ilegal asal Malaysia yang beredar di Kecamatan Tempunak dan Tebelian, diketahui positif membawa penyakit berupa patogen fusarium dan helminthosporium.
Pemerintah daerah, katanya, juga seharusnya ketat melakukan pengawasan terhadap distribusi dan penggunaan bibit karet yang ada di masyarakat.
"Karena tidak semua sumber bibit karet yang sampai ke masyarakat adalah bantuan pemerintah," jelasnya.
Bibit karet bantuan pemerintah, ujarnya, bisa saja proses seleksinya ketat. Namun pengawasan distribusi benih dan bibit untuk kebun mandiri mestinya juga dilakukan.
"Ini jelas tugas pengawasan yang harus ditingkatkan karena kalau bantuan pemerintah itu lebih bersifat stimulus. Yang lebih besar adalah pembangunan kebun mandiri," ujarnya. (*)
Sumver: http://pontianak.tribunnews.com