Minggu, 29 April 2012

KTM PPB di Media Indonesia dan The Jakarta Post

Kliping koran MI
Gara-gara sepotong SMS, kampung Loncek geger hari itu. Padahal waktu baru menunjukan pukul 09.00 pagi. Leo bergegas turun tangga mencari Edi untuk meminjam netbook. Dia bahkan membatalkan sarapan paginya hanya untuk membuktikan SMS tersebut.
"Kita cek di internet," katanya singkat.
Maklumlah, di kampung, mana mudah menemukan koran, apalagi koran nasional, seperti Media Indonesia (MI) yang terbit di Jakarta.
Isi SMS itu cepat menyebar. "Berita KTM PPB, nongol 2 halaman Focus Media Indonesia". Demikian kira-kira isi SMS  yang dikirim  seorang kolega di Pontianak. SMS itu juga ternyata diterima para naggota KTM yang lain. Satu persatu mereka datang ke rumah Leo yang terletak di tengah-tengah kampung.

Ojoi, adik Leo lebih dulu menemukan Edi. Dia langsung memasang modem, dan memboyong netbook ke bawah pohon Sirsak, di depan rumah orang tua mereka. Karena hanya disitu signal dapat ditangkap. Sekarang tempat itu, sudah mirip tempat keramat, dibuat papan untuk meletakan laptop.

Walau pun cuma pemuda kampung, sejak masuknya program PNPM Peduli, bagi Ojoi, Leo dan beberapa anggota KTM PPB yang lain searching dan browsing di internet bukanlah barang baru. Mereka sudah punya facebook, walau jarang dipudate. Karena signal telepon di kampung itu memang buruk.

Benar saja, berita mereka  berjudul ditemukan di link ini. Mereka mengira, wartawan media Indonesia, Aris Munandar yang pernah mereka undang untuk menanam karet bersama Endi kontributor The Jakarta Post di pusat pembibitan KTM-PPB ternyata menulis 2 halaman penuh cerita tentang mereka di rubrik Focus Nusantara, lengkap dengan photo-photonya. Sebagaimana yang terpampang  epaper ini.

"Sidi nanak disangka uwa...," komentar Leo. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya,"sungguh tak disangka ya...,".


Kegembiraan anggota KTM Semakin lengkap, ketika keesokan harinya mereka diberitahu bahwa publikasi tentang mereka juga terbit di koran bahasa Inggris kelas internasional, yaitu koran The Jakarta Post dengan judul Rubber cultivated to protect family lands

 
"Disuatu sisi, dengan publikasi ini  tugas kita sebagai orang muda, semakin berat dalam mempertahankan eksistensi kampung ini," kata Leo ke pada Edi nawang, mahasiswa asal Loncek, yang menjadi CO program ini di Loncek.

Senin, 23 April 2012

KTM PPB Jadi 'Guru' di Kampung Tetangga

Riko & Paustinus saat pergi ke Otong
oleh: Edi Nawang 

Menjadi guru,siapa takut? Begitulah kata yang di penggal oleh kelopok tani muda yang saat ini berjalan dalam memperkuat basis mereka. Banyak hal yang mereka lakukan selain aktifitas program yang telah menjadi rutinitas sehari-hari. 

Tanggal 15 Maret 2012 sebagian dari anggota KTM PPB berangkat ke Otong untuk membantu Bosio (volunteer YPPN) menyebarkan kuesioner yang akan di isi oleh masyarakat Otong. Mereka adalah Paustinus, Apan, Januardi, dan Riko. Tujuan mereka ke kampung Otong adalah membantu warga otong untuk proses pengisian kuisioner kuesioner yang di berikan oleh YPPN ( Yayasan Pemberdayaan Pefor Nusantara). Sebagian dari anggota KTM PPB  sudah mulai menemukan rasa percaya diri alias (PD).
Dulunya mereka hanya disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Tetapi sekarang sudah mulai tampak hasil yang dalam kuantitas dan kualitas berorganisasi sudah lebih baik. Padahal mereka rata-rata mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar.
Bukan hal yang mudah menjadi guru dan harus melatih orang dari berbagai karakter, apalagi itu dilakukan di kampung yang warganya masih belum familiar dengan aktivitas beginian. Hal semacam inilah yang sekarang dilakukan anggota KTM PPB. Selain mereka belajar, mereka juga menjadi pengajar bagi warga kampung lain. 

Bukan hanya pengalaman yang mereka dapat tetapi juga ilmu berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan warga setempat. Dari yang muda hingga ke yang tua mereka pandu untuk mengisi kuesioner yang dibagikan.

Walau jalan menuju kampung Otong becek di waktu hujan dan naik turun bukit. Hal ini tidak mematahkan semangat kawan-kawan KTM PPB untuk mengembangkan diri dan terus belajar.

Bagi mereka (KTM PPB) belajar bisa dimana – mana dan kapan saja waktu yang diperlukan. Sekarang beberapa dari anggota KTM PPB sudah bisa menjadi guru bagi warga Otong. Hal yang belum pernah mereka dapatkan sekarang sudah didapatkan berkat kerjasama dan semakin kuatnya basis di KTM PPB.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons