Oleh:
Edi Nawang
Sarjono KTM PPB dkk saat wawancarai narasumber Gaep (Pak Gampur) |
Hutan semakin habis terbabat, tanah sudah
terkapling-kapling dijadikan perkebunan kelapa sawit. Situs sejarah kampung
Loncek sedikit-demi sedikit menghilang. Hal ini lah yang membuat orang muda
putus sekolah untuk menulis dan memetakan tempat-tempat keramat mereka yang
saat ini hampir hilang. Gerakan pantak modern melalui tulisan dan buku kampung
yang mereka buat adalah untuk menyelamatkan situs sejarah kampung mereka
sebelum semuanya selesai. Kelompok Tani Muda Palambon Pucuk Baguas (KTM PPB)
menyikapinya dengan cara cerdas.
Mereka tidak akan mungkin mampu melawan
perusahaan dengan fisik, tetapimereka lakukan cara cerdas untuk membuat pantak modern.
Pada tanggal 8-10 November 2012 diKampung Loncek, Desa
Teluk Bakung,Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, KTM PPB berlatih
jurnalisme kampung untuk yang kedua kalinya. Mereka diajari bagaimana memotret,
dan reportase dilapangan. Karya-karya mereka sungguh luar biasa. Inisiatif para
anak muda putus sekolah ini patut diberi apresiasi yang luar biasa. Banyak
orang melakukan tentang riset kampung tetapi yang melakukannya para Dosen dan
Mahasiswa. Ini justru yang menulis dan membuat buku kampung adalah para anak
kampung yang putus sekolah. Ternyata disudut negeri banyak sekali anak bangsa
ini yang cerdas, kreatif, dan inspiratif. Hanya saja mereka tidak diberikan
kesempatan untuk berbuat hal seperti gerakan kampung yang dilakukan oleh KTM
PPB Loncek sekarang.