Minggu, 11 November 2012

Dari kampung, oleh kampung, dan untuk kampung.



Oleh: Edi Nawang

Sarjono KTM PPB dkk saat wawancarai narasumber Gaep (Pak Gampur)
Hutan semakin habis terbabat, tanah sudah terkapling-kapling dijadikan perkebunan kelapa sawit. Situs sejarah kampung Loncek sedikit-demi sedikit menghilang. Hal ini lah yang membuat orang muda putus sekolah untuk menulis dan memetakan tempat-tempat keramat mereka yang saat ini hampir hilang. Gerakan pantak modern melalui tulisan dan buku kampung yang mereka buat adalah untuk menyelamatkan situs sejarah kampung mereka sebelum semuanya selesai. Kelompok Tani Muda Palambon Pucuk Baguas (KTM PPB) menyikapinya dengan cara cerdas.
Mereka tidak akan mungkin mampu melawan perusahaan dengan fisik, tetapimereka lakukan cara cerdas untuk membuat pantak modern.
Pada tanggal 8-10 November 2012 diKampung Loncek, Desa Teluk Bakung,Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, KTM PPB berlatih jurnalisme kampung untuk yang kedua kalinya. Mereka diajari bagaimana memotret, dan reportase dilapangan. Karya-karya mereka sungguh luar biasa. Inisiatif para anak muda putus sekolah ini patut diberi apresiasi yang luar biasa. Banyak orang melakukan tentang riset kampung tetapi yang melakukannya para Dosen dan Mahasiswa. Ini justru yang menulis dan membuat buku kampung adalah para anak kampung yang putus sekolah. Ternyata disudut negeri banyak sekali anak bangsa ini yang cerdas, kreatif, dan inspiratif. Hanya saja mereka tidak diberikan kesempatan untuk berbuat hal seperti gerakan kampung yang dilakukan oleh KTM PPB Loncek sekarang.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons