Oleh: Edi Nawang
Mahasiswa STP dan KTM PPB usai melakukan penanaman bibit karet tegakan batang bawah |
Setiap
tamu yang berkunjung ke lahan KTM PPB (Kelompok Tani Muda Palambon Pucuk
Baguas) pasti dihukum adat. Minggu (18/11/2012), penanaman bibit tegakan karet
kembali dilakukan oleh 25 mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo
Agustinus, Pontianak. Mereka berasal dari berbagai kabupaten di Kalimantan
Barat. Kedatangan mereka ke Kampung Loncek, Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sei. Ambawang,
Kab. Kubu Raya bermaksud menyaksikan sendiri gerakan basis para pemuda di
kampung Loncek.
Mahasiswa STP didemplot karet yang sudah diokulasi |
Sudah
banyak orang dihukum adat
menanam bibit tegakan karet di lahan KTM PPB. Wartawan,
atlet, ibu rumah tangga, fotografer, kepala desa, kepala dusun sebelumnya pun sudah
pernah merasakan hukuman adat ala KTM PPB ini.
Malam
sebelumnya, para mahasiswa STP ini berdiskusi dengan para anggota KTM PPB. Dalam
sambutannya, Sarjono, ketua KTM PPB mengatakan, “kami sangat senang dengan
kedatangan teman-teman mahasiswa. Dengan ini kita bisa berbagi pengalaman dan dapat
bekerjasama. Kami di KTM PPB melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan
bibit karet unggul”.
Kiat-kiat
yang dilakukan KTM PPB untuk memperkuat basis mereka adalah dengan cara berjejaring
dan mereka meyakini apa yang mereka lakukan sangat bermanfaat, apalagi dengan adanya
kunjungan tamu dari luar kampung yang mau berdiskusi dengan mereka.
Ketua
Panitia kunjungan STP KP2, Apan, mengatakan bahwa kunjungan mereka bukan hanya
sekedar berkunjung begitu saja, tetapi mereka juga mau melihat gerakan positif
yang dibuat oleh KTM PPB. Menurutnya, hal seperti ini patut dicontoh dan ia
juga menyatakan bahwa mereka terinspirasi oleh anak muda kampung Loncek yang
kreatif dan bersemangat.
Serpanus
Usel, salah satu peserta kunjungan, juga berkomentar. Ia menyatakan bahwa dirinya
juga termotivasi dan terinspirasi. Bahkan ia juga mengatakan mau membuat basis
di kampungnya, di Kabupaten Sekadau.
Luar
biasa! gerakan basis Orang Muda Putus Sekolah (OMPS) di Kampung Loncek ini mampu
menginspirasi para mahasiswa.