Rabu, 20 Februari 2013

Bule’ “mejeng” dengan KTM PPB Loncek


Oleh, Edi Nawang

Makin bingung lagi nih orang-orang dengan Kelompok Tani Muda Palambon Pucuk Baguas. Apalah KTM PPB yang anggotanya sebagian besar tidak dapat mengecap pendidikan tinggi, itupun mereka raih sudah dengan bersusah payah. Namanya juga Orang Muda Putus Sekolah alias OMPS. Sebagian besar mereka hanya duduk empuk dibangku Sekolah Dasar (SD), atau Sekolah Menengah Pertama (SMP), SMA nya mana?
Hahaha itu hanya dalam bayangan kami saja. Itu hanya bisa kami nikmati dalam mimpi.

Frederika menanam karet di lahan KTM PPB
Foto by. A.Mering
Sebenarnya aku mau menunjukkan pada dunia, bahwa OMPS juga bisa melakukan hal yang baik untuk bangsa ini, terutama kampung Loncek yang sekarang sudah terkepung. Dari berbagai ide tergabunglah cita-cita anak muda yang dulunya sering menghabiskan waktu begitu saja. Ide itu terangkum dalam diskusi sesuai dengan apa yang mereka buat sekarang. Terbuktikan anak muda putus sekolah ternyata lebih cerdas dan inspiratif. Sepintas dilihat, apa yang mereka lakukan sekarang, sungguh hal yang luar biasa dengan hadirnya KTM PPB Loncek, memberikan impact kepada ibu-ibu dan bapak—bapak mereka yang sudah membentuk kelompok tani.

Kalau ditanya siapa sich ketu KTM PPB. Ko bisa ya?
Mudah sekali untuk menjawab pertanyaan  itu. Florensius Sarjono yang akrab dipanggil Pucuk adalah ketuanya. Dia satu dari pemuda yang terpilih untuk meneruskan leadership Leonardus mantan ketua KTM PPB. Sekarang ia menjadi Pembina dikelompok tani itu. Pucuk, begitu teman-teman menyebutnya, anaknya sangat berbakat dan cerdas, “mungkin lebih cerdas dari anggota dewan”, hehehe. Ia sangat berbakat untuk menjadi pemimpin. Sekarang KTM PPB yang dipimpin oleh Pucuk memfasilitasi 70 orang Kelompok Tani Burukng Arue (KTBA) dan 20 orang Kelompok Tani Sabaya Mao’ (KTSM). Adakah pemimpin dikampung lain seperti Pucuk?

Gerakan kelompok tani dikampung Loncek, Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya sudah lama sekali tidak beraktivitas. Aku jadi teringat ketika saat musim panen padi tiba. Permainan tradisional pangka’ gasing, memeriahkan musim panen padi. Dari anak-anak hingga orang tua ikut memainkan gasing. Pangka gasing adalah sejenis permainan masyarakat dayak untuk menyambut dan memeriahkan saat musim panen padi tiba. Gasing dibuat dari kayu yang keras. Bentuknya meruncing kebawah, dan memainkannya diputa rmenggunakan simpul tali dari kulit kayu. Suasana yang menyenangkan saat  itu, terkadang membuat aku lupa dengan waktu saat bermain gasing.

Begitulah Loncek dahulu, sekarang permainan gasing baru mulai muncul lagi,ini berkat gerakan KTM PPB yang menghidupkan kembali permaian tradisional itu. Gerakan anak muda itu menjadi pelopor dikampung mereka sendiri, sekitar 7 tahun terakhir permainan gasing tidak muncul.  

Aktifitas yang dibuat anak muda kampung itu, sekarang sudah mulai terlihat. Bukan seperti aktifitas mereka dahulu yang terus menghabiskan waktu dengan sia-sia. Hal inilah yang membuat Frederika Wartawan TV Jerman itu berkunjung ke Loncek. Jumat,(14/12/12) Ia datang dan berdiskusi dengan anggota KTM PPB. Sesekali mereka tersenyum mendengarkan percakapan bahasa inggris Rika. 

Rika: “How can you survive as now, the village is surrounded by the company? (“Bagaimana kalian bisa bertahan seperti sekarang, dengan kampung yang sudah terkepung oleh perusahaan?”

Jawab Pucuk: “would reject the way our muscles can not, because we do not have the money to pay a lawyer. One of the things we can do is to strengthen the base of young people in the village Loncek. (mau menolak dengan cara otot kami tidak bisa,karena kami tidak punya uang untuk membayar pengacara. Salah satu hal yang dapat kami lakukan adalah dengan memperkuat basis anak muda di kampung Loncek.)

Rika: What would you do to save the remaining forest area? (Apa yang akan kalian lakukan untuk menyelamatkan kawasan hutan yang masih tersisa?)

Pucuk : we will plant our lands back empty, and the way that we feel is very effective for keeping our region that has not been taken by the company. Consistent with what we make now are rubber seedlings superior product. We will plant our dilahan superior rubber respectively, other than as a group. (kami akan menanami kembali tanah kami yang kosong, dan dengan cara itu, kami rasa sangat efektif untuk menjaga kawasan kami yang belum diambil oleh perusahaan. Sesuai dengan yang kami buat sekarang adalah produk bibit karet unggul. Kami akan menanam karet unggul dilahan kami masing-masing, selain dengan cara berkelompok.

FOTO, bersama usai berdiskusi dengan beberapa anggota KTM PPB
Foto by. Edi Nawang
Begitulah kutipan beberapa pertanyaan yang terekam olehku saat Rika mewawancarai Pucuk dan teman-temannya di Pondok KTM PPB yang baru, yang terletak dilahan Rofinus Induk Wakil Ketua KTM PPB. Ketua KTM bisa berbahasa inggris ya, ko bisa. Hahhhh itu kan mudah, sekarang akses informasi sudah terbuka untuk siapa saja. Bukan begitu, Pucuk menjawab dengan bahasa kampung, lalu ditranslate oleh Pay Jarot seorang jurnalis dan penulis buku dan Alexander Mering yang menggagas program PNPM P di kampung Loncek. 

Gerakan anak muda kampung yang inspiratif patut kita beri dukungan, untuk dapat menjadi kampung mandiri. Semoga apa yang telah dirintis oleh YPPN kerjasama dengan Kemitraan Indonesia dalam program PNPM Peduli sudah menjadi awal yang baik. Perubahan terbesar ada dipundak para pemuda sekalipun mereka tidak dapat mencicipi pendidikan yang tinggi. Tetapi dengan visi dan basis yang mereka bangun sekarang, sudah menjadi contoh yang inspiratif bagi warga dikampung Loncek dan orang lain diluar sana. Semoga saja ini dapat membuka hati para pemimpin rakyat “katanya”. 

GILA, yang artinya Gali Informasi Lakukan Aksi. Kata-kata itu kerap kali diucapkan oleh anggota KTM PPB. Kata itu mereka dapatkan saat  kuliah singkat dengan Pak Gunawan salah satu Dosen Untan yang memperkenalkan produk NASA Oktober 2012 lalu.

NONOH-NONOH, juga selalu diucapkan oleh Rika wartawan TV dari Jerman setelah berkunjung ke Loncek. Nonoh-nonoh artinya jorok atau tidak senonoh. Semoga KTM PPB mampu untuk menjadi contoh bagi anak muda dikampung lain. Jurnalisme Kampung itu yang sudah mereka lakukan untuk membuat buku kampung Loncek dalam mendokumentasikan sejarah kampung, tempat-tempat keramat dan budaya topeng Loncek.

Selesai berdiskusi, dilanjutkan kegiatan penanaman karet karet ala KTM. Rika dan Pay Jarot dihukum adat menanam karet. Seperti biasa karet yang ditanam akan bernama Rika dan Pay sesuai dengan pengkodingan yang dibuat oleh KTM PPB. 

Ketika orang-orang diluar sana baru berkampanye untuk penanaman sejuta pohon, KTM PPB sudah melakukannya, oleh Edi Nawang.







 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons