Oleh Edi Nawang
MOL//praktik oleh F.Sarjono (Pucuk) KTM PPB Photo.Edi Nawang |
Ada tanaman
pasti ada pupuk. Beberapa kali terakhir setelah banyak mendapatkan pelatihan,belajar
dan diskusi bersama, anggota Kelompok Tani Muda Palambon Pucuk Baguas (KTM PPB) Loncek,
Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang,Kabupaten Kubu Raya,Kalimantan
Barat, mulai menemukan inovasi baru. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah
bagaimana membuat pupuk dengan memanfaatkan Mikro Organisme Lokal disekitar
lingkungan kita. KTM PPB mulai memanfaatkan dan mengolah bahan organic menjadi
pupuk cair. Hal ini mereka lakukan karena pupuk berbahan kimia harganya mahal
dan juga dapat membahayakan lingkungan sekitar. “Kalau ada yang murah dan bahan-bahannya
mudah didapat, kenapa harus pupuk kimia”, kata Florensius Sarjono Ketua KTM PPB
sekarang saat berdiskusi dengan Laurensius Edi (fasilitator lokal) yang sudah hampir
4 tahun mendampingi KTM PPB melalui Yayasan Pemberdayaan Pefort Nusantara (YPPN)
bekerjasama dengan Kemitraan dalam program PNPM Peduli.
Orang
pertama yang mempratikan konsep MOL ini adalah Florensius Sarjono alias Pucuk.
Ketika itu ia mendengar keluhan ibunya karena padi diladangnya tidak subur. Akhirnya
ia mulai meracik labu kayu (buah maja), rebung, dan campuran bahan lainnya
untuk diolah menjadi pupuk organic cair (POC).
Setelah peracikan
selesai dan diendapkan selama 15 hari, Pucuk langsung mennyemprotkan pupuk
hasil buatan sendiri ke ladangnya. Beberapa hari kemudian ibunya mengabari
pucuk, bahwa padi diladangnya mulai subur.
Hal ini
Pucuk ceritakan dengan teman-teman KTM PPB yang lain, dan sekarang mulai
diikuti oleh beberapa teman KTM PPB diantaranya Januardi dan stefanus Rino yang
juga berhasil membuat POC menggunakan konsep MOL.
Bahkan rencana
kedepan, KTM PPB akan membuat pupuk konsep MOL dalam jumlah yang besar. Pengalaman
mereka yang berhasil juga akan dibagikan kepada ibu-ibu Kelompok Tani Burukng
Arue (KTBA). Karena pupuk organic cair ini sangat bagus untuk semua jenis
tanaman.